ORANG ASING

Hari ini semakin panas, suasananya tak nyaman lagi, segala sesuatu harus diluruskan dengan kekerasan, pertentangan. Kecilku tak lagi seceria dulu, tempat lapang telah tergantikan dengan bangunan megah tempat berpesta para orang-orang kaya yang baru saja kaya karena tanahnya mengandung jutaan sumber daya yg siap dicicipi anak cucunya.

Pertemanan ini tak seikhlas dulu, pasti ada kepentingan, mumpung ada peluang untuk dimanfaatkan. Orang tua yg dulu di santun di hormati sudah lama absen memberi petuah, yg ada hanya otak-otak jenius yg mengisi rubrik negeri.

Kami menjadi orang asing di rumah sendiri, gentar menghadapi hidup, keluar rumah pun semakin was-was. Pemimpin-pemimpin kami sering tak ada dirumah pergi melancong mencari orang tua lain yang mampu memberinya makan, bukan untuk kami tetapi untuk segelintir orang yang mereka anggap berjasa dalam perjuangan.

Lihatlah hasil bumi kami, kemana kami mesti menjajakannya, kalian sudah tak mau lagi makan nasi dari bumi pertiwi dari keringat pak tani. Lihatlah antrian pencuri yang timbul sebab nasinya dicuri.

Kami butuh orang tua lagi, bukan orang asing.

Leave a comment